hari ini gue selaku makhluk Tuhan yang gak terlalu sexy, disadarkan oleh salah satu materi basic study skill gue di universitas. bahwa gue adalah seorang petarung yang gagah berani meskipun kadang-kadang loyo.
gue adalah seorang kompetitor yang mampu mengalahkan lima juta pesaing gue lainnya meskipun pada saat itu gue masih lebih mirip kecebong daripada anak ikan.
ketika gue mengalahkan lima juta sodara gue yang gak sempat jadi, maka dengan itu pula gue menanggung cita-cita lima juta sodara gue yang gue bantai tersebut. gue tau bahwa mereka juga sangat ingin merasakan dunia. dimana ada es batu, teh kotak, dan ulat bulu. mereka juga sudah bosan berada di dalam saluran kecil bernama titik-titik di bagian titit.
gue juga gak ngerti kenapa gue yang menang. apa karena saat itu gue kerasukan rohnya batman atau mungkin pesaing gue jauh lebih loyo. yang jelas sebenarnya gue bahkan gak ngerti kenapa gue gituloh ! kenapa gueee???
gue selaku the winner of pertarungan di dalam baskom di perut Ibu, harus lahir di Indonesia dengan bantuan seorang dokter entah cowok apa cewek gue gak sempet nanya ke mama. gue sih bingung aja. gue lahir, gue gede, gue pup, dan gue patah hati. itu terjai di negara tercinta Indonesia Raya Ta'ala.
gue lahir di negara yang katanya nilai dan normanya udah mulai pudar. gue yang notabene adalah mahasiswa baru umur 18 tahun, saat ini harus berdialegtika dengan berbagai macam permasalahan mengenai negri tercinta. katanya sih gue adalah salah satu yang bertanggung jawab untuk mengembalikan nilai-nilai yang pudar demi masa depan bangsa. loh?
kenapa gue lagi coba? sedangkan nilai dan norma yang gue lihat dari dulu yah begini, apa coba yang bakal gue kembalikan sedangkan yang pudar aja gue gak tahu kalau yang mana. atau mungkin saking banyaknya gue bingung.
gue cuman pengen berbagi aja kepada kita semua selau para pemenang, bahwa kita bahan harus menanggung cita-cita yang sebenarnya dalam hal menentukan cita-cita itu sendiri kita tidak ada andilnya sama sekali. kemudian kita harus bertanggung jawab atas apa yang dimulai oleh mereka. gue juga bingung harus melanjutkan dari mana. karena saat ini semua terasa berkabut.
buat sodara-sodaraku yang gak sempat jadi, gue, viny. gue bakal buktiin ke lo semua, kalo gu gak bakal jadi pemenang yang kemudian jadi pecundang. ue bakal terus jadi pemenang. gue minta doa lo semua dari sana yah...
dengan cinta, untuk sodara--sodaraku yang gak sempat jadi.
gue adalah seorang kompetitor yang mampu mengalahkan lima juta pesaing gue lainnya meskipun pada saat itu gue masih lebih mirip kecebong daripada anak ikan.
ketika gue mengalahkan lima juta sodara gue yang gak sempat jadi, maka dengan itu pula gue menanggung cita-cita lima juta sodara gue yang gue bantai tersebut. gue tau bahwa mereka juga sangat ingin merasakan dunia. dimana ada es batu, teh kotak, dan ulat bulu. mereka juga sudah bosan berada di dalam saluran kecil bernama titik-titik di bagian titit.
gue juga gak ngerti kenapa gue yang menang. apa karena saat itu gue kerasukan rohnya batman atau mungkin pesaing gue jauh lebih loyo. yang jelas sebenarnya gue bahkan gak ngerti kenapa gue gituloh ! kenapa gueee???
gue selaku the winner of pertarungan di dalam baskom di perut Ibu, harus lahir di Indonesia dengan bantuan seorang dokter entah cowok apa cewek gue gak sempet nanya ke mama. gue sih bingung aja. gue lahir, gue gede, gue pup, dan gue patah hati. itu terjai di negara tercinta Indonesia Raya Ta'ala.
gue lahir di negara yang katanya nilai dan normanya udah mulai pudar. gue yang notabene adalah mahasiswa baru umur 18 tahun, saat ini harus berdialegtika dengan berbagai macam permasalahan mengenai negri tercinta. katanya sih gue adalah salah satu yang bertanggung jawab untuk mengembalikan nilai-nilai yang pudar demi masa depan bangsa. loh?
kenapa gue lagi coba? sedangkan nilai dan norma yang gue lihat dari dulu yah begini, apa coba yang bakal gue kembalikan sedangkan yang pudar aja gue gak tahu kalau yang mana. atau mungkin saking banyaknya gue bingung.
gue cuman pengen berbagi aja kepada kita semua selau para pemenang, bahwa kita bahan harus menanggung cita-cita yang sebenarnya dalam hal menentukan cita-cita itu sendiri kita tidak ada andilnya sama sekali. kemudian kita harus bertanggung jawab atas apa yang dimulai oleh mereka. gue juga bingung harus melanjutkan dari mana. karena saat ini semua terasa berkabut.
buat sodara-sodaraku yang gak sempat jadi, gue, viny. gue bakal buktiin ke lo semua, kalo gu gak bakal jadi pemenang yang kemudian jadi pecundang. ue bakal terus jadi pemenang. gue minta doa lo semua dari sana yah...
dengan cinta, untuk sodara--sodaraku yang gak sempat jadi.