31 november-3 desember

laporan untuk empat hari belakangan adalah tentang kesadaran gue akan susahnya hidup di goa. gue gak bisa ngebayangin ada orang, telanjang, makannya pake daun pisang, dan kadang cebok juga pake daon pisan karena pasti mereka gak punya tisyuw.
tapi kali ini gue gak bakal membahas lebih jauh kenapa harus daon pisang yang kemudian menjadi adalan para manusia yang hidup di goa, tapi gue bakal lebih negbahas tentang kesamaan gue dan manusia goa yang mari kita sepakati untuk menyingkat namanya menjadi MAOA. emang sih hampir mirip mawar namanya. tapi mudah-mudahan aja nasibnya gak mirip mawar.

nah, udah empat hari belakangan gue berasa jadi orang yang hidup di goa. gimana nggak, gue buat p***s doag harus nyari aer kek riski nyari amira tau nggak. susah banget.
kekeringan melanda rumah gue tepat setelah gue menyadari bahwa pakaian kotor gue numpuk. dan keadaan ini makin diperparah oleh datagnya tamu bulana malam ini dalam keadaan rumah yang kering kerontang tanpa air sang belahan pondasi. (re : belahan jiwa).

apakah yang akan terjadi pada kehidupan gue esok pagi, entahlah. mungkin gue hanya bisa bangun dengan keadaan bersimpuh darah dan berteriak "siapa pelakunya???" sambil memegang sprai erat-erat.
yang jelas, mau tidak mau, suka ataupun tidak suka, primus sudah punya istri. sekian.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Presiden Kelinci © 2012 | Muda, Bermutu dan Selera Semua Umat
Redesigned by @sleepingpasa