tanda

pesan diterima : "blognya udah berdebu"
pesan terkirim  : "pengen nulis tapi gak tau mau nulis apa"
pesan diterima : "Lukisan abstrak peristiwa yang menceritakan sesuatu"
pesan terkirim : "hahahaha apasih".

beralih ke pesan lainnya...

pesan terkirim : "ia makasih yah, you Rock!"
pesan diterima : " ia pin. okedeh. sukses tadi acaranya. Eh soundnya siapa yang dipake tadi?"
pesan terkirim : " Ia alhamdulillah. sudah selesai. tadi soundnya teman. kenapa emang?"

beberapa kali, kita memang menjadi seseorang yang mengakhiri pembicaraan. entah itu dengan pertanyaan atau pernyataan. tapi seringkali, beberapa orang justru tidak memahami konsep pertanyaan dan pernyataan ini sendiri.

sesungguhnya, "aku sayang kamu" dan "aku sayang. Kamu?" itu dua hal yang berbeda. meskipun dengan kalimat yang sama. tanda baca bisa membuat jarak yang sangat jauh di antara mereka. ya teman, tanda.

setiap tanda membuat guratan sendiri pada segala sesuatu yang ia sertai. tanda membuat kita berbeda. ketika sistem dunia berusaha membuat kita sama dengan menerapkan tanda yang sama kepada setiap orang, salahkah jika kita membuat tanda yang berbeda untuk diri kita sendiri?

3 komentar:

  1. jadi, bahasa atau makna itu terbentuk dari hasil kesepakatan atau gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi ceritanya, manusia dari zaman orok itu punya penyakit abadi yang namanya "suka mengganti apapun yang sudah ada" termasuk bahasa. otomatis bahasa harus ada kesepakatan karena kalau tidak ada kesepakatan maka itu namanya kode. kalau bahasa verbal yang saling dimengarti itu namanya bahasa (kemudian dituntut sama ahli-ahli bahasa)

      Hapus
    2. simak asistennya bu jenny , muncul kode juga krn adanya kesepakatan *sotta ( kembali bangun jadi blogger ) hahah

      Hapus

 

Presiden Kelinci © 2012 | Muda, Bermutu dan Selera Semua Umat
Redesigned by @sleepingpasa