mungkin ketika membaca judul di atas ada pemikiran sengit yang muncul seketika di benak pembaca sekalian. kenapa tidak sholat jika ingin bertanya kepada Tuhan?
ya, pertanyaan dan pernyataan yang sangat tepat. namun judul di atas adalah lambang kekosongan seorang hamba yang lelah bercerita dengan dirinya sendiri.
malam ini gue paham satu hal, orang yang ketawanya sangat lepas justru bisa menangis lebih keras lagi. mungkin Tuhan sedang melakukan apa yang pernah gue lakukan terhadap orang lain.atau mungkin Tuhan sedang berupaya menyadarkan gue bahwa boneka gue sudah terlalu usang untuk disimpan. sudah ada boneka baru yang menunggu di etalase toko. tapi lagi-lagi boneka itulah yang gue pengen.
saat gue sedang dalam kekosongan yang seharusnya tidak berarti apa-apa namun ternyata membawa petaka, disana mungkin ada sebagian orang yang sedang asik tertawa bersama jodohku yang entah siapa.
Tuhan mungkin ingin berbicara dengan bahasa yang lain. ketika hati keseleo dan tak ada tukang pijit yang mampu menyembuhkannya, satu paket pundak dan sapu tangan nampaknya akan lebih cocok untuk momen ini.
saat luka yang baru saja tergores dipakaikan perban, namun perban ternyata mengikat terlalu kencang hingga menambah perih di bagian dalam.
sekali lagi, mungkin Tuhan sedang mencari penokohan yang pas untuk mengganti tokoh-tokoh yang sudah terlalu lama bermain dalam realita drama teater yang disusunnya.
pahit dan manis adalah satu paket. tak akan terpahami keduanya jika salah satu dari mereka hilang. apakah kita juga begitu?
perkara keikhlasan.
5 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar